Rabu, 29 September 2010

Peranan Sistem Informasi Pada Perusahaan

SISTEM INFORMASI DALAM PT PLN (PERSERO)

Program pengembangan system informasi PLN memprioritaskan implementasi aplikasi
perusahaan dan manajemen pelanggan.
Aktivitas yang telah dilakukan perusahaan hingga akhir 2006 adalah antara lain (Source: Annual
report PT PLN (Persero) 2006 ):
1. Enterprise Resource Planning (ERP)
• Operasi sepenuhnya dari system ERP dimulai dari 4 projek awal (pilot project),
antara lain: kantor utama, distribusi bali, distribusi Jakarta Raya dan Tangerang
dan PLN P3B.
• Inisiasi implementasi program Go Live Support Extension (GLSE)
2. Information Technology Master Plan (ITMP)
• Pembuatan aplikasi Enterprise Resources Planning (ERP), dimana salah satunya
adalah corporate and shared services (CSSC – Corporate Share Services
Center).
• Pengaturan dari skenario yang terbesar dari pengembangan sebuah Customer
Information System (CIS).
3. Information Technology Detail Implementation Plan (ITDP)
Penyelesaian laporan dari awal, yaitu pengisian kuesioner untuk DisCo(Distribusi),
TransCo(Transmisi), dan GenCo(Generasi), dan kemudian akan dilanjutkan dengan studi
komparatif pada praktek
terbaik sebelum kompilasi akhir dari dokumen perencanaan detail IT (IT Details Plan
document).
4. Customer Information System (CIS)
Pembentukan tim koordinasi CIS PLN 2006 yang menyusun dan menyiapkan rencana
kebijakan dan aktivitas untuk mengimplementasikan aplikasi CIS PLN 2006
5. E-Procurement
• Modul KHS (Unit Price Agreement) dari aplikasi e-Proc telah beroperasi dalam
beberapa bagian unit PLN.
• Aplikasi SIMAT menggunakan aplikasi data pendukung dari keseimbangan
supply material untuk e-Proc dalam 17 unit.
6. I-SMS
• Penyelesaian dari Service Cooperation Agreement untuk I-SMS 8123 untuk
periode tahun 2006-2007 antara PT PLN (Persero) dan operator selular sebagai
penyedia konten (Content Provider).
• Penandatanganan kontrak (Agreement) dari layanan I-SMS out-in Service Pilot
Project Implementation telah diadakan di APJ Surabaya Selatan pada unit
distribusi PLN Jawa Timur
ANALISIS
Dari penerapan sistem informasi dalam PLN seperti yang telah disebutkan diatas, merupakan
penambahan dari sistem informasi yang sebelumnya telah ada pada tahun-tahun sebelumnya. Hal
ini dilakukan tentu saja untuk menunjang operasi PLN dalam menyediakan listrik bagi
masyarakat luas seiring dengan perkembangan teknologi dan tentu saja permintaan listrik dari
pelanggan yang semakin besar sehingga diperlukan sistem informasi yang harus bisa menunjang
permintaan tersebut. Seperti yang kita ketahui, kebutuhan listrik belakangan ini menjadi
kebutuhan yang mendasar dan menjadi semakin besar peranannya bagi kita semua, sehingga
dengan perkembangan teknologi yang tentu saja memerlukan tenaga listrik, PLN sebagai salah
satu penyedia tenaga listrik di Indonesia tentu saja harus bisa melayani pelanggannya dengan
baik. Dengan besarnya jumlah permintaan, tentu saja sistem informasi yang canggih sangat
diperlukan untuk bisa mengatur semua data yang ada, mulai dari data pengadaan material
penunjang pembangkit tenaga listrik, administrasi, meteran listrik yang akan diberi pada
konsumen, hingga pencatatan dan pembebanan biaya atas pemakaian listrik oleh konsumen.
Dengan pembuatan aplikasi Enterprise Resources Planning (ERP), yang telah dilakukan
pada kantor utama, distribusi Bali, distribusi Jakarta Raya dan Tangerang dan PLN P3B dan
ditujukan sebagai program implementasi awal dari Go Live Support Extension yang ditujukan
untuk mendukung perubahan sistem informasi secara luas dalam operasional PLN yang
sebelumnya belum maksimal dalam menerapkan ERP.
Selain telah menerapkan ERP, PLN juga sedang mengembangkan salah satu aplikasi ERP
yang mencakup rencana pembuatan beberapa aplikasi yang termasuk dalam Information
Technology Master Plan (ITMP) (rencana utama teknologi informasi) yang mencakup rencana
pembuatan aplikasi corporate and shared services (CSSC – Corporate Share Services Center)
yang menunjukkan integrasi antar unit PLN di satu wilayah operasi yang akan memudahkan
pertukaran informasi antar unit PLN dalam wilayah operasi tersebut.
Cakupan pengembangan aplikasi menurut ITMP lainnya adalah pengaturan dari skenario
yang terbesar dari pengembangan sebuah Customer Information System (CIS) yang tentu saja
akan memudahkan pengaturan seluruh data pelanggan, dan untuk memudahkan penentuan beban
tarif yang akan ditagih pada pelanggan, sebab dengan cara manual sudah sangat tidak
memungkinkan dengan bertambahnya jumlah pelanggan PLN. Dalam mengimplementasikan
CIS ini, PLN telah membentuk tim untuk merancang kebijakan dan aktivitas untuk
mengimplementasikan aplikasi CIS ini di tahun 2006.
Pengembangan system infomasi lainnya yang diimplementasikan pada tahun 2006 adalah
e-procurement, yaitu pengadaan barang secara on-line. Di sini, para supplier harus mendaftarkan
perusahaannya terlebih dahulu pada PLN, setelah mendaftarkan perusahaan, PLN akan
memberikan ID dan Password bagi perusahaan tersebut. ID dan Password ini digunakan untuk
masuk ke web site pengadaan PLN dan kemudian akan memberikan penawaran pada PLN. PLN
kemudian akan melakukan perbandingan dengan perusahaan lain yang juga telah memberikan
penawaran dengan modul KHS (Unit Price Agreement / persetujuan harga unit). Supplier yang
keluar sebagai pemenang akan diberitahukan melalui e-mail, web site PLN maupun telepon.
Namun demikian, perlu diingat, penawaran tidak bisa diberikan pada PLN setiap saat, penawaran
hanya bisa diberikan ketika PLN mengumumkan akan melakukan pembelanjaan. Aplikasi yang
digunakan adalah aplikasi SIMAT yang menggunakan aplikasi data pendukung dari
keseimbangan supply material untuk e-Proc dalam 17 unit. Hal ini berarti bahwa jika salah satu
jenis stock barang yang saling bergantung telah hampir habis, maka aplikasi ini akan
memberitahukan untuk segera melakukan pengadaan material yang telah hamper habis tersebut.
Sebagai contoh, satu buah tiang listrik harus menampung lima kabel listrik. Jika kabel listrik sisa
4, maka sistem akan segera memberitahukan untuk melakuikan pengadaan kabel listrik agar
segera menjadi 5 untuk memenuhi syarat sebuah tiang listrik tersebut.
System informasi lainnya yang baru diterapkan adalah I-SMS 8123 yang akan selesai
diimplementasikan pada tahun 2006-2007 antara PT PLN (Persero) dan operator selular sebagai
penyedia konten (Content Provider) pada unit distribusi PLN Jawa Timur. Layanan ini akan
memberitahukan jumlah pemakaian listrik dalam satu periode, cara dan tempat pembayaran yang
bisa dipilih pelanggan, dan cabang-cabang PLN yang ada dalam wilayah tertentu.
Namun demikian, dari sekian sistem informasi baru yang telah diimplementasikan PLN,
dapat dikatakan belum memadai untuk melayani masyarakat, sebab keterbatasan sumber daya
manusia yang menjadi kendala utama sulit untuk diatasi. Seperti yang kita ketahui, ternyata
jaringan listrik masih belum bisa dinikmati oleh seluruh masyarakat Indonesia, masih ada
daerah-daerah tertentu yang belum merasakan listrik terutama untuk wilayah Irian Jaya dan
sekitarnya (wilayah Indonesia bagian Timur), dan jangankan untuk wilayah Irian Jaya dan
sekitarya yang memang sulit untuk dijangkau, daerah pedalaman dari pulau-pulau yang mudah
diraih (Jawa, Sumatera, Kaliamantan dan Sulawesi) saja masih ada yang belum bisa
menggunakan listrik dari PLN. Selain itu, tidak maksimalnya penerapan sistem informasi yang
direncanakan dan diimplementasikan PLN dapat terlihat pada penerapan ERP yang hanya pada
beberapa unit tertentu saja, belum pada seluruh unit di Indonesia. Dan integrasi sistem antar unit
PLN dalam satu wilayah belum tentu maksimal, hal ini ditandai bahwa masih ada juga terjadi
pencatatan atas beban listrik pelanggan yang lebih dari satu kali. Hal ini tentu saja merugikan
pelanggan.
Penerapan CIS juga masih membutuhkan waktu yang belum jelas sebab dalam tahun
2006 saja hanya masih dalam tahap perencanaan, hal ini mengindikasikan implementasi masih
belum tentu akan dilakukan kapan sedangkan CIS ini telah sangat dibutuhkan untuk melayani
pelanggan yang semakin banyak, terutama dalam hal pencatatan dan pembebanan biaya,
sehingga bisa dicegah terjadinya pencatatan dan pembebanan biaya yang lebih dari satu kali pada
rekening listrik pelanggan atau bahkan mengklaim bahwa pelanggan belum membayar dan aliran
listrik kepada pelanggan tersebut diputus, namun pada kenyataannya pelanggan tersebut
sebenarnya telah membayar. Selain itu, layanan I-SMS juga hanya terbatas pada daerah Jawa dan
itu juga belum maksimal serta belum dikembangkan hingga seluruh Indonesia.

sumber: raptorman88.googlepages.com
TANGGAPAN
Sistem informasi dalam PLN seperti yang telah disebutkan, merupakan penambahan dari
sistem informasi yang sebelumnya telah ada pada tahun-tahun sebelumnya. Hal ini dilakukan
tentu saja untuk menunjang operasi PLN dalam menyediakan listrik bagi masyarakat luas seiring
dengan perkembangan teknologi dan tentu saja permintaan listrik dari pelanggan yang semakin
besar sehingga diperlukan sistem informasi yang harus bisa menunjang permintaan tersebut.
Pembuatan aplikasi Enterprise Resources Planning (ERP), telah dilakukan pada kantor
utama, distribusi Bali, distribusi Jakarta Raya dan Tangerang dan PLN P3B dan ditujukan
sebagai program implementasi awal dari Go Live Support Extension. PLN juga sedang
mengembangkan salah satu aplikasi ERP yang mencakup rencana pembuatan beberapa aplikasi
yang termasuk dalam Information Technology Master Plan (ITMP) (rencana utama teknologi
informasi) yang mencakup rencana pembuatan aplikasi corporate and shared services (CSSC –
Corporate Share Services Center), Customer Information System (CIS), e-procurement, dan
I-SMS 8123.
Dari sekian jumlah sistem informasi baru yang telah diimplementasikan PLN, dapat
dikatakan belum memadai untuk melayani masyarakat, sebab keterbatasan sumber daya manusia
yang menjadi kendala utama sulit untuk diatasi. Penerapan CIS juga masih membutuhkan waktu
yang belum jelas sebab dalam tahun 2006 saja hanya masih dalam tahap perencanaan.